Laporan Epidemiologi Deskriptif
penyakit TBC
di Desa Cicantayan Kecamatan
Cicantayan Tahun 2012
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Epidemiologi
Bpk. Djauhari Muas, SKM.MM Kes
Oleh :
Vina
Rahmawianti
029P.
A11. 169
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN REGULER
POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKES) YAPKESBI
Jl. Subang Jaya No 12A Ciaul Pasir Tlp (0266) 245256
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Epidemiologi
adalah suatu rangkaian proses yang terus menerus dan sistematik dalam
pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interpretasi serta disiminasi
informasi untuk aksi atau perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program
kesehatan masyarakat berdasarkan eridens base.
Program
pencegahan dan pemberantasan penyakit akan sangat efektif bila dapat dukungan
oleh sistem yang handal karena fungsi utamanya adalah menyediakan informasi
epidemiologi yang peka terhadap perubahan yang terdapat dalam pelaksanaan
program pemberantasan penyakit yang menjadi prioritas pembangunan.
Usaha
peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti
membalikan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, di mana
penyakit yang terbanyak diderita oleh masyarakat yang paling rawan bukan saja pada dewasa, anak-anak
bahkan bayi tergolong rentang terhadap penyakit ini sistem kekebalan tubuh yang
belum sempurna, kualitas gizi yang buruk, dan orang dewasa penderita TBC
sebagai sumber penular merupakan salah satu penyebab anak-anak rentan terhadap
infeksi TBC.
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara
umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah penyakit keturunan, dan TBC
dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, lengkap dan teratur.
Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia
dalam hal jumlah penderita tuberkulosis (TBC). Baru pada tahun ini turun ke
peringkat ke-4 dan masuk dalam milestone atau pencapaian kinerja 1 tahun
Kementerian Kesehatan. Berdasarkan Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun
2007 menyatakan jumlah penderita Tuberkulosis di Indonesia sekitar 528 ribu
atau berada di posisi tiga di dunia setelah India dan Cina.
Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi
lima dengan jumlah penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan
jumlah terbesar kasus insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika
Selatan, Nigeria dan Indonesia (sumber WHO Global Tuberculosis Control 2010).
"Tentu saja kasus TBC masih banyak, tapi perbaikan peringkat ini merupakan
sebuah pencapaian," ungkap Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dalam
evaluasi kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan di gedung Kemenkes, Jakarta,
Jumat (22/10/2010).
Pada Global Report WHO 2010, didapat data TBC Indonesia,
Total seluruh kasus TBC tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, dimana 169213 adalah
kasus TBC baru BTA positif, 108616 adalah kasus TB BTA negatif, 11215 adalah
kasus TB Extra Paru, 3709 adalah kasus TBC Kambuh, dan 1978 adalah kasus
pengobatan ulang diluar kasus kambuh (retreatment, excl relaps). Sementara itu,
untuk keberhasilan pengobatan dari tahun 2003 sampai tahun 2008 (dalam %),
tahun 2003 (87%), tahun 2004 (90%), tahun 2005 sampai 2008 semuanya sama (91%).
B.
Tujuan
§ Tujuan
umum
Untuk
mengetahui hubungan factor resiko dengan akibat yang terjadi berupa penyakit
atau keadaan kesehatan tertentu.
§ Tujuan
khusus
1.
Untuk
mengetahui variable orang di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan
2.
Untuk mengetahui variable waktu mengenai
terjadinya penyakit TBC di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan.
3.
Untuk mengetahui variable tempat yang
berpengaruh terhadap kasus yang terjadi di Cicantayan Kecamatan Cicantayan.
C.
Rumusan
Masalah
1.
Jenis penyakit apa yang muncul pada
daerah tersebut ?
2.
Jumlah penduduk sesuai dengan masing -
masing umur berdasarkan jenis kelamin ?
3.
Jumlah penderita sesuai dengan masing-
masing umur berdasarkan jenis kelamin?
4.
Waktu (bulan) munculnya penyakit
tersebut ?
5.
Daerah apa yang banyak menderita
penyakit tersebut ?
6.
Bagaimana keadaan lokasi sekitar daerah
tersebut ?
BAB
II
HASIL
PENGAMATAN
A.
Variabel
Orang
Tabel
2.1
Deskriptif
Penyakit TBC Di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan Tahun 2012
No
|
Gol.Umur (Tahun)
|
∑ Penduduk
|
∑ Kasus
|
IR
|
|
P
|
L
|
||||
1
|
17-25
thn
|
257
|
14
|
20
|
15,24
|
2
|
26-35
thn
|
246
|
17
|
28
|
18,29
|
3
|
36-45
thn
|
74
|
8
|
13
|
28,37
|
4
|
46-55
thn
|
87
|
3
|
2
|
5,74
|
5
|
56-65
thn
|
190
|
9
|
16
|
13,15
|
6
|
>66
thn
|
50
|
6
|
19
|
50
|
Dari
data hasil penelitian diatas dapat di terangkan bahwa di daerah tersebut jumlah
penderita di dominasi oleh laki-laki meskipun perbedaannya tidak begitu jauh.
Dapat di lihat pula bahwa kelompok usia antara 36-45 tahun memiliki jumlah
tertinggi di bandingkan kelompok umur lainnya dengan jumlah penduduk penderita
terdapat 13 jiwa dari 74 jiwa berjenis
kelamin laki-laki dan 8 jiwa dari 74 berjenis kelamin perempuan. Golongan umur
26-35 tahun terdapat 17 jiwa penderita dari 246 jiwa berjenis kelamin perempuan
dan 28 jiwa penderita dari 246 orang berjenis kelamin laki-laki. Dari golongan
umur 17-25 tahun terdapat 14 jiwa penderita dari 257 jiwa berjenis kelamin
perempuan dan 20 jiwa penderita dari 257
jiwa berjenis kelamin laki- laki. Dari usia 55-65 tahun memiliki jumlah
penderita 9 jiwa dari 190 berjenis
kelamin perempuan dan 16 jiwa penderita
dari 190 jiwa berjenis kelamin laki- laki. Dari usia >66 tahun memiliki
jumlah penderita 6 jiwa dari 50 berjenis kelamin perempuan dan 19 jiwa
penderita dari 50 jiwa berjenis kelamin laki-laki. Dari usia 46-55 tahun
memiliki jumlah penderita 3 jiwa dari 87 berjenis kelamin perempuan dan 2 jiwa
penderita dari 87 jiwa berjenis kelamin laki-laki.
·
Pembahasan
TBC adalah penyakit
infeksi
yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang
paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ
tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua
yang diketahui menyerang pada siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin
namun sesuai fakta yang ada bahwa penderita penyakit TBC
lebih banyak menyerang pada usia produktif yang berkisar antara usia 15
tahun – 35 tahun.
Jika
diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka
terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan
mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.
Penularan penyakit ini karena kontak
dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman
tuberkulosis, anak anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di
sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum,
rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah. Oleh sebab ini masyarakat di
Indonesia perlu sadar bila dirinya terdiagnosis tuberkulosis maka hati hati
saat berinteraksi dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan , tidak
membuang ludah sembarangan dan sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker
atau setidaknya sapu tangan atau tissue.
B.
Variable
waktu
Kasus : TBC
Tempat : Desa
Cicantayan, Kecamatan Cicantayan
Jumlah kasus
|
|
Januari
|
2
|
Febuari
|
3
|
Maret
|
9
|
April
|
14
|
Mei
|
16
|
Juni
|
17
|
Juli
|
19
|
Agtustus
|
28
|
September
|
20
|
Oktober
|
13
|
November
|
8
|
Desember
|
6
|
Jumlah
|
155
|
Grafik 2.1
Kasus TBC
Menurut Usia Di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan
Kabupaten
Sukabumi Tahun 2012
Berdasarkan
grafik 2.1 di atas menunjukan bahwa kasus TBC di desa Cicantayan Kec. Cicantayan pada tahun 2012 yang mencapai puncak
tertinggi pada bulan agustus sebanyak 28 kasus. Kemudian kasus terendah pada
bulan januari sebanyak 2 kasus.
§
Pembahasan
Sumber penularan adalah penderita TBC.
Pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan bakteri ke udara dalam bentuk droplet .Droplet
yang mengandung bakteri dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam.Orang dapat terinfeksi
apabila droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama bakteri TBC masuk kedalam
tubuh manusia melalui pernapasan, bakteri TBC tersebutdapat menyebar dari paru
ke bagian tubuh lainnya, melaluisistem
peredaran darah, sistem saluran napas, atau penyebaran langsung ke
bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari
seorang penderita ditentukan oleh banyaknya bakteri yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila
hasil pemeriksaan dahak negatif, maka penderita tersebut dianggap tidak
menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi
TBC ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut. Resiko penularan
setiap tahun. Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) di
Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1 - 2 %. Pada daerah
dengan ARTI sebesar 1%, berarti setiap
tahun diantara 1000 penduduk, 10 (sepuluh) orang akan terinfeksi.
Sebagian besar dari orang yang terinfeksi
tidak akan menjadi penderita TBC, hanya 10 % dari yang terinfeksi
yang akan menjadi penderita TBC. Dari keterangan
tersebut diatas, dapat diperkirakan bahwa daerah dengan ARTI 1 %, maka
diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi
100 (seratus) penderita TBC setiap tahun, dimana 50 % penderita adalah BTA
positif.
C.
Variable
Tempat
Denah
di atas menunjukan lokasi tempat kejadian kasus TBC di kec. Cicantayan, pada
lokasi tersebut terdapat dua lokasi yang di anggap berperan dalam munculnya
kasus TBC. Namun di samping itu, lokasi tersebut juga berdekatan dengan fasilitas kesehatan yang berupa puskesmas, di
daerah tersebut terdapat satu puskesmas.
§ Pembahasan
Penyebab
Penyakit Tuberculosis adalah bakteri microbacterium
tuberculosa yang berbentuk batang / tongkat sangat kecil. selain
karena bakteri sebagai penyebab utama, faktor lingkungan yang lembab, kurangnya
sinar matahari pada suatu ruang, dan kurangnya sirkulasi udara juga sangat
berperan dalam penyebaran bakteri mikrobakterium tuberkulosa ini sehingga
sangat mudah menjangkiti bagi orang yang hidup dalam kondisi lingkungan yang
tidak sehat. Berikut ini gejala penyakit TBC pada umumnya:
·
Sering mengalami demam yang tidak
terlalu tinggi dan berlangsung lama.
·
Keringat pada malam hari
·
Mudah terserang flu yang bersifat hilang
timbul
·
Turunnya berat badan dan kurang nafsu
makan
·
Batuk-batuk lebih dari 3 minggu dan
kadang-kadang juga disertai dengan darah.
·
Perasaan terasa lemah, lesu, dan tidak
enak.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a)
Kasus TBC di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan
Kabupaten Sukabumi dengan angka kejadian terbanyak adalah bulan agustus
sebanyak 28 kasus.
b)
Kasus TBC di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan
Kabupaten Sukabumi dengan angka kejadian paling sedikit adalah bulan Janiuar
sebanyak 2 kasus.
B.
Rekomendasi
Dari
sedemikian kasus yang telah ditemukan mengenai TBC, sudah selayaknya kita
menanggapinya dengan serius agar TBC tidak akan semakin merajalela di
lingkungan kehidupan kita, maka dari itu disusun makalah ini untuk mencari
seberapa banyak kasus TBC yang kami teliti di suatu daerah, mulai dari
pencegahan, penyebab, gejala dan juga penanganannya, diantaranya :
a)
Meningkatkan
kewaspadaan dini terhadap penyakit tbc
b)
Kepada tenaga kesehatan untuk gencar
melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit yang berbahaya
salah satunya TBC
agar tingkat pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit bisa lebih baik dan
meminimalisir angka kejadian TBC.
c)
Meningkatkan
kerja pemegang program tbc dan pet. Surveilans untuk anstipasi menghadapi
kenaikan kasus pada bulan agustus dan januari ditahun berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar