Minggu, 10 November 2013

Laporan Epidemiologi Deskriptif penyakit TBC


Laporan Epidemiologi Deskriptif penyakit TBC
di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan Tahun 2012

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi
Bpk. Djauhari Muas, SKM.MM Kes






Oleh :
Vina Rahmawianti
029P. A11. 169

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN REGULER

POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKES) YAPKESBI

Jl. Subang Jaya No 12A Ciaul Pasir Tlp (0266) 245256

2013

 

 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Epidemiologi adalah suatu rangkaian proses yang terus menerus dan sistematik dalam pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interpretasi serta disiminasi informasi untuk aksi atau perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program kesehatan masyarakat berdasarkan eridens base.
Program pencegahan dan pemberantasan penyakit akan sangat efektif bila dapat dukungan oleh sistem yang handal karena fungsi utamanya adalah menyediakan informasi epidemiologi yang peka terhadap perubahan yang terdapat dalam pelaksanaan program pemberantasan penyakit yang menjadi prioritas pembangunan.
Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, di mana penyakit yang terbanyak diderita oleh masyarakat yang paling rawan bukan saja pada dewasa, anak-anak bahkan bayi tergolong rentang terhadap penyakit ini sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, kualitas gizi yang buruk, dan orang dewasa penderita TBC sebagai sumber penular merupakan salah satu penyebab anak-anak rentan terhadap infeksi TBC.
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah penyakit keturunan, dan TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, lengkap dan teratur.
Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal jumlah penderita tuberkulosis (TBC). Baru pada tahun ini turun ke peringkat ke-4 dan masuk dalam milestone atau pencapaian kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan. Berdasarkan Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2007 menyatakan jumlah penderita Tuberkulosis di Indonesia sekitar 528 ribu atau berada di posisi tiga di dunia setelah India dan Cina. Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima dengan jumlah penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan jumlah terbesar kasus insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan Indonesia (sumber WHO Global Tuberculosis Control 2010). "Tentu saja kasus TBC masih banyak, tapi perbaikan peringkat ini merupakan sebuah pencapaian," ungkap Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dalam evaluasi kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan di gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (22/10/2010).
Pada Global Report WHO 2010, didapat data TBC Indonesia, Total seluruh kasus TBC tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, dimana 169213 adalah kasus TBC baru BTA positif, 108616 adalah kasus TB BTA negatif, 11215 adalah kasus TB Extra Paru, 3709 adalah kasus TBC Kambuh, dan 1978 adalah kasus pengobatan ulang diluar kasus kambuh (retreatment, excl relaps). Sementara itu, untuk keberhasilan pengobatan dari tahun 2003 sampai tahun 2008 (dalam %), tahun 2003 (87%), tahun 2004 (90%), tahun 2005 sampai 2008 semuanya sama (91%).



B.     Tujuan
§  Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan factor resiko dengan akibat yang terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu.
§  Tujuan khusus
1.      Untuk  mengetahui variable orang di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan
2.      Untuk mengetahui variable waktu mengenai terjadinya penyakit TBC di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan.
3.      Untuk mengetahui variable tempat yang berpengaruh terhadap kasus yang terjadi di Cicantayan Kecamatan Cicantayan.

C.    Rumusan Masalah
1.      Jenis penyakit apa yang muncul pada daerah tersebut ?
2.      Jumlah penduduk sesuai dengan masing - masing umur berdasarkan jenis kelamin ?
3.      Jumlah penderita sesuai dengan masing- masing umur berdasarkan jenis kelamin?
4.      Waktu (bulan) munculnya penyakit tersebut ?
5.      Daerah apa yang banyak menderita penyakit tersebut ?
6.      Bagaimana keadaan lokasi sekitar daerah tersebut ?
























BAB II
HASIL PENGAMATAN

A.    Variabel Orang
Tabel 2.1
Deskriptif Penyakit TBC Di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan Tahun 2012

No
Gol.Umur (Tahun)

∑ Penduduk
∑ Kasus
IR
P
L
1
17-25 thn
257
14
20
15,24
2
26-35 thn
246
17
28
18,29
3
36-45 thn
74
8
13
28,37
4
46-55 thn
87
3
2
5,74
5
56-65 thn
190
9
16
13,15
6
>66 thn
50
6
19
50

Dari data hasil penelitian diatas dapat di terangkan bahwa di daerah tersebut jumlah penderita di dominasi oleh laki-laki meskipun perbedaannya tidak begitu jauh. Dapat di lihat pula bahwa kelompok usia antara 36-45 tahun memiliki jumlah tertinggi di bandingkan kelompok umur lainnya dengan jumlah penduduk penderita terdapat 13 jiwa dari 74 jiwa  berjenis kelamin laki-laki dan 8 jiwa dari 74 berjenis kelamin perempuan. Golongan umur 26-35 tahun terdapat 17 jiwa penderita dari 246 jiwa berjenis kelamin perempuan dan 28 jiwa penderita dari 246 orang berjenis kelamin laki-laki. Dari golongan umur 17-25 tahun terdapat 14 jiwa penderita dari 257 jiwa berjenis kelamin perempuan  dan 20 jiwa penderita dari 257 jiwa berjenis kelamin laki- laki. Dari usia 55-65 tahun memiliki jumlah penderita 9 jiwa dari 190  berjenis kelamin perempuan dan 16  jiwa penderita dari 190 jiwa berjenis kelamin laki- laki. Dari usia >66 tahun memiliki jumlah penderita 6 jiwa dari 50 berjenis kelamin perempuan dan 19 jiwa penderita dari 50 jiwa berjenis kelamin laki-laki. Dari usia 46-55 tahun memiliki jumlah penderita 3 jiwa dari 87 berjenis kelamin perempuan dan 2 jiwa penderita dari 87 jiwa berjenis kelamin laki-laki.
·         Pembahasan
TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang pada siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin namun sesuai fakta yang ada bahwa penderita penyakit TBC lebih banyak menyerang pada usia produktif  yang berkisar antara usia 15 tahun – 35 tahun.
Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.
Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, anak anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah. Oleh sebab ini masyarakat di Indonesia perlu sadar bila dirinya terdiagnosis tuberkulosis maka hati hati saat berinteraksi dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan , tidak membuang ludah sembarangan dan sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan atau tissue.

B.     Variable waktu
Kasus : TBC
Tempat : Desa Cicantayan, Kecamatan Cicantayan

Jumlah kasus
Januari
2
Febuari
3
Maret
9
April
14
Mei
16
Juni
17
Juli
19
Agtustus
28
September
20
Oktober
13
November
8
Desember
6
Jumlah
155








Grafik 2.1
Kasus TBC Menurut Usia Di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan
Kabupaten Sukabumi Tahun 2012


Berdasarkan grafik 2.1 di atas menunjukan bahwa kasus TBC di desa Cicantayan Kec. Cicantayan  pada tahun 2012 yang mencapai puncak tertinggi pada bulan agustus sebanyak 28 kasus. Kemudian kasus terendah pada bulan januari sebanyak 2 kasus.
§   Pembahasan
Sumber penularan adalah penderita TBC. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan bakteri ke udara dalam bentuk droplet .Droplet yang mengandung bakteri dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam.Orang dapat terinfeksi apabila droplet  tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama bakteri TBC masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, bakteri TBC tersebutdapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melaluisistem peredaran darah, sistem saluran napas, atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya bakteri yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif, maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Resiko penularan setiap tahun. Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1 - 2 %. Pada daerah dengan ARTI sebesar 1%, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 (sepuluh) orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TBC, hanya 10 % dari yang terinfeksi yang akan menjadi penderita TBC. Dari keterangan tersebut diatas, dapat diperkirakan bahwa daerah dengan ARTI 1 %, maka diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 100 (seratus) penderita TBC setiap tahun, dimana 50 % penderita adalah BTA positif.





C.    Variable Tempat

Description: C:\Users\Acer\Pictures\gambar jhadii.jpg

Denah di atas menunjukan lokasi tempat kejadian kasus TBC di kec. Cicantayan, pada lokasi tersebut terdapat dua lokasi yang di anggap berperan dalam munculnya kasus TBC. Namun di samping itu, lokasi tersebut juga berdekatan dengan  fasilitas kesehatan yang berupa puskesmas, di daerah tersebut terdapat satu puskesmas.
§  Pembahasan
Penyebab Penyakit Tuberculosis adalah bakteri microbacterium tuberculosa yang berbentuk batang / tongkat sangat kecil. selain karena bakteri sebagai penyebab utama, faktor lingkungan yang lembab, kurangnya sinar matahari pada suatu ruang, dan kurangnya sirkulasi udara juga sangat berperan dalam penyebaran bakteri mikrobakterium tuberkulosa ini sehingga sangat mudah menjangkiti bagi orang yang hidup dalam kondisi lingkungan yang tidak sehat. Berikut ini gejala penyakit TBC pada umumnya:
·         Sering mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama.
·         Keringat pada malam hari
·         Mudah terserang flu yang bersifat hilang timbul
·         Turunnya berat badan dan kurang nafsu makan
·         Batuk-batuk lebih dari 3 minggu dan kadang-kadang juga disertai dengan darah.
·         Perasaan terasa lemah, lesu, dan tidak enak.









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
a)      Kasus TBC di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan angka kejadian terbanyak adalah bulan agustus sebanyak 28 kasus.
b)      Kasus TBC di Desa Cicantayan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan angka kejadian paling sedikit adalah bulan Janiuar sebanyak 2 kasus.

B.     Rekomendasi
                     Dari sedemikian kasus yang telah ditemukan mengenai TBC, sudah selayaknya kita menanggapinya dengan serius agar TBC tidak akan semakin merajalela di lingkungan kehidupan kita, maka dari itu disusun makalah ini untuk mencari seberapa banyak kasus TBC yang kami teliti di suatu daerah, mulai dari pencegahan, penyebab, gejala dan juga penanganannya, diantaranya :
a)      Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit tbc
b)      Kepada tenaga kesehatan untuk gencar melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit yang berbahaya salah satunya TBC agar tingkat pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit bisa lebih baik dan meminimalisir angka kejadian  TBC.
c)      Meningkatkan kerja pemegang program tbc dan pet. Surveilans untuk anstipasi menghadapi kenaikan kasus pada bulan agustus dan januari ditahun berikutnya

 

 


Tidak ada komentar: